Perkemahan Bhakti adalah sebuah
acara perkemahan di mana di sana dilakukan berbagai kegiatan kepramukaan dan
juga kegiatan bertahan hidup di alam atau survival. Perkemahan Bhakti juga
merupakan suatu wadah pengembangan diri dalam lingkup kemandirian dan
kepedulian sosial.
Semua kegiaan dalam Perkemahan
Bhakti bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat suatu pribadi dalam bidang
kepramukaan. Tujuan itu
sudah disinambungkan dengan kehidupan di zaman modern ini, terutama kehidupan remaja
yang terkenal susah untuk menjadi pribadi yang mandiri.
Pola kegiatan di Perkemahan Bhakti
ini berupa permbiasaan dan penerapan serta penanaman. Pembiasaan berupa
pembisaan dalam beribadah, berperilaku, mentaati aturan di mana pola pembiasaan
ini diselaraskan dengan kehidupan di alam dan aturan. Penanaman berupa
penanaman sikap-sikap yang tergolong baik, seperti diadakannya bhakti sosial di
dalam perkemahan ini yang bertujuan untuk menanamkan sikap peduli sesama.
Pola selanjutnya adalah pola penerapan.
Pola penerapan merupakan pola yang bertujuan agar semua yang telah diajarkan
dan merupakan pola kelanjutan dari pola pembiasaan agar selanjutnya diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Mekanisme Perkemahan Bhakti kali ini
cukup rumit. Itu ditujukan agar semuanya berjalan lancar. Mekanisme kerja
dibagi menjadi beberapa bagian. Alumni/Purna bertugas untuk memberi masukan
kepada sangker
( Sangga Kerja ) dan berperan penting serta aktif dalam setiap acara utama atau
penting. Sangker ( Sangga Kerja ) bertugas dalam tiap-tiap acara hingga akhir
acara. Sie-sie atau seksi-seksi bertugas sebagai penanggung jawab dan pemegang
acara di masing-masing bidangnya. Peserta merupakan aspek penting penunjang
Perkemahan Bhakti karena merekalah yang menjalani tiap acara.
Melalui mekanisme yang telah
dirancang, sangker sangatlah berperan aktif, namun ada beberapa yang mengalami
penurunan. Atas dasar dari peran sangmer ialah mengkondisikan acara, namun
beberapa acra mengalami “ Over Control “, contoh: pemberangkatan tadabur alam
yang mengalami sistem pemberangkatan yang kurang penentuan yang matan sehingga
pemberangkatan pertama dan terakhir bertabrakan. Hal itu dikarenakan kurangnya
koordinasi antara pemangku adat dengan rekan-rekannya.
Hal itu juga merupakan sebuah alasan
yang menyebabkan ketidaknyaman pada peserta. Hal lain yang merupakan kesalahan
yang cukup mengecewakan, dalam acara final FKR ( Festival Kesenian Rakyat )
terjadi senggang waktu yang cukup lama. Kesenggangan waktu itu menandakan
kurangnya kinerja sangker terutama penanggung jawab acara tersebut.
Hal itu disebabkan kurangnya perancangan rencana yang matang antara penanggung jawab acara itu, MC,
dan Sie acara.
Kurangnya keefektifan sangker juga
mendatangkan dampak kepada peserta di mana banyak yang mengalami kehilangan.
Ada salah satu peserta yang kehilangan barang bawaannya dan baru ditemukan di
hari ke-3 dan merupakan kesalahan yang fatal, karena telah melalaikan suatu hal
yang kecil. Kesalahan kecil memang bukanlah masalah, tetapi jika itu diabaikan
justru akan menjadi sebuah permulaan kesalahan besar. Dalam distribusi dan
penurunan barang peserta juga terjadi kesalahan di mana setelah penurunan tidak
ada penjagaan sehingga banyak barang peserta yang hilang maupun tertukar.
Hal menarik yang terjadi di Perkamahan
Bhakti kali ini adalah saat dalam FKR ada salah satu finalis yang
mempertunjukkan lipsing lagu “ Diamonds ”, tetapi terjadi suatu peristiwa yang
tidak terduga dan lucu. Di tengah-tengah dia tampil ia ingin melakukan gaya
kayang yang ternyata gagal dan di saat penampilannya yang kedua guna menghibur
penonton dia diculik dan dibawa ke belakang panggung oleh para sangker.
Jadi, Perkemahan Bhakti bukan hanya
sebuah wadah peningkatan suatu pribadi, namun juga sebuah sarana perkembangan
diri dalam menunjukkan bakatnya di bidang tertentu karena banyak lomba di
dalamnya. Perkemahan Bhakti juga merupakan sebuah proses bagi para sangker
dalam belajar bagaimana mengkoordinir sebuah acara besar guna bekal kelak
mengkoordinasi keluarga mereka masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar